KESEJUKAN TELAGA WAHYU DI LERENG TIMUR SANG LAWU

1 komentar
Konten [Tampil]
Destinasi kali ini masih merupakan rangkaian dari rangkaian perjalanan panjang saya sejauh 290 kilometer yang juga mampir di MARKAS TERAKHIR JENDERAL SUDIRMAN pada postingan sebelumnya. Namun destinasi kali ini bukanlah lanjutan dari postingan sebelumnya itu, melainkan destinasi pertama yang saya kunjungi pada rangkaian perjalanan tersebut.

Telaga Wahyu, Magetan, Jawa Timur
Telaga Wahyu, Magetan, Jawa Timur
Saya memulai perjalanan melintasi jalan utama Karanganyar-Magetan yang membentang melintasi lereng Gunung Lawu. Cerahnya cuaca saat itu membuat perjalanan menjadi begitu menyenangkan di bawah langit biru dan sejuknya udara Lawu. Terus berjalan ke arah timur usai melewati Telaga Sarangan, terlihat sebuah telaga lain yang lebih kecil. Karena penasaran saya kemudian mengunjungi telaga tersebut.

Telaga Wahyu

Pintu masuk menuju telaga kecil itu berada tepat di sisi kanan jalan jika berjalan ke arah Kota Magetan. Sebuah gerbang masuk sekalin menyambut saya memasuki kawasan telaga itu, juga menghilangkan rasa penasaran saya mengenai namanya. Nama telaga itu adalah Telaga Wahyu. Sama seperti Telaga Sarangan yang begitu terkenal, Telaga Wahyu juga terletak di Kabupaten Magetan, Jawa Timur.
Gerbang Masuk Telaga Wahyu
Gerbang Masuk Telaga Wahyu
Akses jalan menuju Telaga Wahyu sangatlah mudah. Seperti yang sudah dijelaskan tadi, letak pintu masuk kawasan telaga ini tepat berada di sisi jalan utama Karanganyar-Magetan. Menemukannya pun gampang sekali karena jika tidak berkabut maka telaga ini akan terlihat dari ketinggian.
Solo-Telaga Wahyu

Mitos Telaga Wurung

Meski tak seluas Telaga Sarangan, panorama Telaga Wahyu tak kalah indah. Akan tetapi masih sedikit wisatawan yang berkunjung ke Telaga Wahyu ini. Sangat disayangkan terdapat sebuah mitos kurang baik yang ada di telaga ini. Mitos tersebut adalah jika sepasang kekasih pergi ke sini, maka cepat atau lambat hubungan mereka akan berakhir.
Telaga Wahyu yang Sejuk
Telaga Wahyu yang Sejuk
Agaknya mitos tersebut cukup dipercaya oleh masyarakat sekitar. Dahulu nama telaga ini adalah Telaga Wurung. Kata Wurung sendiri dalam bahasa Indonesia berarti “urung” atau tidak jadi. Akibatnya potensi keindahan Telaga Wahyu menjadi sulit berkembang karena kekhawatiran akan mitos tersebut. Padahal sebenarnya mitos tersebut hanya bohong belaka dan mungkin saja hanya sebagai alasan bagi sepasang kekasih yang memang sudah ingin untuk mengakhiri hubungan.


Keindahan Telaga Wahyu

Terlepas dari mitos yang ada, Telaga Wahyu sebenarnya menyimpan potensi yang besar. Guna semaki menarik minat wisatawan, telah tersedia becak air yang bisa dipakai pengunjung untuk berkeliling danau. Harganya pun sangat terjangkau yaitu hanya Rp40.000,00 saja untuk kapasitas dua orang dewasa.
Becak Air di Telaga Wahyu
Becak Air di Telaga Wahyu
Pemandangan lereng Lawu di sebelah timur yang menghujau juga akan memanjakan mata pengunjungnya. Selain itu, fasilitas pendukung pariwisata yang ada di sini juga kian lengkap. Warung-warung makan sudah tersedia jika tiba-tiba lapar menyerang, juga fasilitas penunjang lain seperti toilet dan mushalla.
Kompleks Warung Makan dan Suvenir di Telaga Wahyu
Kompleks Warung Makan dan Suvenir di Telaga Wahyu
Bagi mereka yang gemar memancing, Telaga Wahyu juga bisa menjadi pilihan spot memancing ikan yang pas. Duduk-duduk di pinggir telaga sambil memancing ditemani dengan sejuknya udara pegunungan tentunya sangat menyenangkan. Jika hanya ingin duduk-duduk, di pinggir telaga juga sudah tersedia tempat untuk berlindung dari panasnya matahari. Sebagai info tambahan, tahun 2018 akan diadakan perbaikan untuk semakin mempercantik Telaga Wahyu ini.


Info

Jam buka tiket:
06.00 WIB-18.00 WIB

Tiket masuk:
Rp5.000,00

Tarif parkir:
Rp2.000,00 (motor)

Tarif sewa becak air:
Rp40.000,00

Fasilitas:
Area parkir, warung makan, mushalla, toilet, sewa becak air

Waktu kunjungan terbaik:
Pagi hari menjelang siang saat cuaca cerah
Anggara Wikan Prasetya
Perkenalkan, Anggara Wikan Prasetya, pemilik Menggapai Angkasa.

Related Posts

1 komentar

Rhoshandhayani KT mengatakan…
23 January 2018 at 09:14

Sayang banget ya sama mitosnya. Dampaknya segitu besar.
Berarti ini tugasnya dispar dan anak2 muda pegiat konten kreatif, untuk mengubah mindset. Promonya harus dibikin oleh anak muda, untuk anak muda. Inshaa Allah rame deh