PUNCAK SUROLOYO; INDAHNYA SUNSET DI ATAP MENOREH

Posting Komentar
Konten [Tampil]
Sore hari di Yogyakarta kembali memunculkan pesona keindahannya tersendiri. Banyak sekali tempat-tempat indah di se antero Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang menyajikan panorama sunset yang menawan. Posting sebelumnya yang mengulas mengenai KEINDAHAN SUNSET LAUT BEKAH menandakan bahwa Yogyakarta merupakan gudangnya senja. Setelah pesona senja yang tersaji di tepi laut, kini giliran postingan mengenai senja yang terjsaji di salah satu titik tertinggi Yogyakarta yaitu Puncak Suroloyo.

Senja di Puncak Suroloyo
Menuju Senja di Pegunungan Menoreh

Menuju Puncak Suroloyo

Puncak Suroloyo sendiri terletak di jajaran Pegunungan Menoreh yang membentar di sebelah barat Daerah Istimewa Yogyakarta. Sama seperi KALIBIRU yang juga berada di jajaran Pegunungan Menoreh, tetapi Puncak Suroloyo terletak lebih ke sisi utara. Secara administratif Puncak Suroloyo terletak di Dusun Keceme, Desa Gerbosari, Kecamatan Samigaluh, Kabupaten Kulon Progo. Jarak tempuh dari Pusat Kota Yogyakarta adalah sekitar 36 kilometer dengan waktu tempuh kurang-lebih 2 jam karena harus melewati kawasan perbukitan dengan jalan menanjak dan berkelok.
Rute Yogyakarta Menuju Puncak Suroloyo
Jogja-Puncak Suroloyo
Rute termudah yang bisa digunakan untuk mencapai Puncak Suroloyo jika dimulai dari Tugu Yogyakarta; yang pertama adalah tinggal menyusuri Jalan Godean ke arah barat. Perjalanan ke arah barat ini cuku jauh mencapai 17 kilometer dan baru akan berbelok ke arah kanan pada perempatan setelah melewati jembatan besar di atas Sungai Progo.

Setelah belok kanan, cukup terus ikuti jalan yang ada. Nantinya akan dijumpai sebuah perempatan dengan lampu merah. Perjalanan memang masih terus, tetapi harus mulai untuk bersiap-siap berbelok ke arah kiri. Saat ditemui sebuah pertigaan ke arah kiri yang mana sebelumnya dijumpai plang pentunjuk arah di kanan jalan bertuliskan “Desa Wisata Banjarasri” dan “Dolan nDeso Boro”, maka perjalanan dilanjutkan dengan berbelok ke arah kiri di pertigaan tersebut.
Belok Kiri Menuju Puncak Suroloyo
Belok Kiri
Selanjutnya perjalanan mulai memasuki jalan yang lebih kecil. Kondisi jalan mulai menanjak dan berkelok saat memasuki kawasan Pegunungan Menoreh. Jalan utama memang hanya ada satu, tetapi ada beberapa percabangan yang bisa saja membingungkan. Tidak usah ragu untuk bertanya kepada masyarakat mengenai arah menuju Puncak Suroloyo daripada tersesat di jalan pegunungan yang agak mirip labirin.
Jalan Perbukitan Menoreh
Jalan Berkelok di Perbukitan
Penting untuk diketahui bahwa mulai dari pertigaan belok kiri sudah tidak ada lagi pom bensin sehingga akan sangat lebih baik untuk mengisi penuh bahan bakar sebelum memulai perjalanan menuju Puncak Suroloyo. Transpotasi umum juga belum tersedia menuju Puncak Suroloyo. Jalan yang tidak terlalu lebar, berkelok, dan menanjak pun membuat sepeda motor menjadi pilihan terbaik. Tentunya kondisi motor juga harus diperhatikan agar kuat untuk melewati jalan dengan kondisi tersebut.


Legenda Puncak Suroloyo

Puncak Suroloyo bukanlah sekedar titik tertinggi Pegunungan Menoreh saja, akan tetapi tempat ini juga mempunyai nilai sejarah dan legendanya tersendiri. Sejarah Puncak Suroloyo masih berhubungan dengan Kerajaan Mataram Islam. Dahulu Sultan Agung Hanyakrakusuma Senopati Ing Ngalaga Abdurrahman sewaktu bernama Raden Mas Rangsang (belum menjadi raja Mataram Islam) pernah mendapat wangsit untuk berjalan dari Keraton Kotagede terus ke arah barat.
Sultan Agung Hanyakrakusuma Senopati Ing Ngalaga Abdurrahman

Setelah berjalan cukup jauh hingga akhirnya tiba di Puncak Suroloyo, Mas Rangsang lelah kemudian tertidur. Dia pun mendapatkan wangsit melalui mimpinya untuk membangun tapa di sana. Hal tersebut dilakukan sebagai syarat agar kelak dirinya bisa menjadi raja yang adil dan bijaksana. Puncak Suroloyo juga diyakini sebagai “Kiblat Pancering Bumi” atau titik pertemuan empat penjuru tanah Jawa.


Puncak Suroloyo

Setelah menempuh perjalanan kurang lebih selama 2 jam menempuh jalan berkelok dan menanjak di perbukitan, perjalanan akhirnya tiba juga di Puncak Suroloyo. Tak sulit untuk menemukan Puncak Suroloyo karena sudah terdapat tulisan yang besar dan area parkir luas untuk memarkir kendaraan. Tarif parkir pun sangat terjangkau yaitu hanya Rp2.000,00 untuk sepeda motor.
Parkiran Puncak Suroloyo
Parkiran di Suroloyo
Selanjutnya perjalanan mencapai puncak harus ditempuh dengan berjalan kaki, tetapi tidak perlu cemas karena rute yang ditempuh bukanlah rute pendakian gunung. Telah tersedia anak untuk sampai ke Puncak Suroloyo sehingga tersesat bukanlah sesuatu yang perlu dikhawatirkan. Meskipun demikian, jalan dengan anak tangga tersebut cukup menanjak dan sedikit panjang sehingga cukup melelahkan. Banyak pengunjung yang harus beristirahat dan menghela nafas di tengah jalan.
Tangga Menuju Puncak Suroloyo
Anak Tangga Menuju Puncak Suroloyo
Usai melewati anak tangga yang cukup melelahkan, akhirnya perjalanan sampai juga di Puncak Suroloyo; titik tertinggi Pegunungan Menoreh. Lebar kawasan puncak tidaklah terlalu luas, akan tetapi bisa menampung cukup banyak orang. Terdapat sebuah gardu pandang di sini, juga ada sebuah arca yang dibawahnya terdapat sesajen mengingat Puncak Suroloyo adalah salah satu tempat keramat.
Gardu Pandang Puncak Suroloyo
Gardu Pandang Puncak Suroloyo
Jika cuaca cerah, maka pengunjung akan mendapatkan bayaran atas perjalanan panjang sebelumnya untuk menuju Puncak Suroloyo dengan pemandangan spektakuler. Pemandangan terbuka paling jelas ada di sisi utara yaitu hamparan luas Kabupaten Magelang dengan latar belakang Gunung Sumbing yang menjulang tinggi di langit utara. Spot-spot gardu pandang lainnya juga dapat disaksikan di sisi utara ini, antara lain adalah Punthuk Sukmojoyo yang berada di Kabupaten Magelang.
Gunung Sumbing di Ujung Utara
Gunung Sumbing di Ujung Utara
Punthuk Sukmojoyo
Punthuk Sukmojoyo
Apabila melakukan pengamatan dengan cermat, maka dari Puncak Suroloyo ini juga akan terlihat salah satu keajaiban dunia yaitu Candi Borobudur yang terletak sekitar 10 kilometer jauhnya. Karena letaknya yang jauh, maka Candi Borobudur akan terihat sangat kecil sehingga memerlukan pengamatan dan lensa tele apabila ingin mengabadikannya.
Candi Borobudur
Candi Borobudur
Pemandangan yang tak kalah bagusnya ada di sebelah timur laut. Pemandangan jauh ke kaki langitnya akan menampakkan Gunung Merapi dan Merbabu jika cuaca cerah. Indahnya matahari terbit juga sebenarnya dapat disaksikan dari Puncak Suroloyo ke arah selatan, tentunya apabila cuaca mendukung.
Merapi di Kanan, Merbabu di Kiri
Merapi di Kanan, Merbabu di Kiri
Gunung Merapi
Gunung Merapi
Gunung Merbabu
Gunung Merbabu
Arah selatan menyajikan panorama berupa bentang Pegunungan Menoreh yang memanjang dari sisi selatan. Sementara itu Kota Yogyakarta terlihat di sisi sebelah tenggara dari Puncak Suroloyo. Pemandangan ke arah timur tidak terlihat karena terhalan oleh salah satu Puncak Menoreh lainnya yaitu Puncak Kendhil.
Sisi Selatan
Sisi Selatan
Memasuki sore hari dengan syarat cuaca cerah, maka pemandangan ke arah barat akan begitu spektakuler. Keindahan matahari sore yang semakin mendekati ufuk barat secara perlahan begitu nyaman untuk dinikmati. Semilir angin di Puncak Menoreh seakan menghapus segala panas tadi siang yang begitu menyengat.
Menuju Senja Puncak Suroloyo
Menuju Senja
Sebelum mencapai ufuk barat, terlebih dahulu topografi Pegunungan Menoreh di sisi barat akan menyambut terbenamnya matahari. Pemandangan pun menjadi semakin indah dengan bentang alam topografi pegunungan tersebut di bawah matahari sore yang bundar berwarna kuning menuju oranye.
Para Penikmat Senja Puncak Suroloyo
Para Penikmat Senja
Setelah matahari tenggelam, lebih baik untuk segera memulai perjalanan kembali. Kondisi jalan akan gelap karena sarana penerangan jalan belum baik. Tentunya kondisi jalan yang berkelok dan miring karena berada di kawasan perbukitan akan menjadi semakin berbahaya apabila kondisinya gelap. Selain itu, suhu udara di kawasan Puncak Suroloyo yang berada di ketinggian akan turun drastis setelah matahari terbenam.
Senja Puncak Suroloyo


Info:

Tiket Masuk:
Rp5.000,00

Parkir:
Rp2.000,00 (motor)

Fasilitas:
Area Parkir, Gardu Pandang, Toilet, Warung Makan, Mushalla

Waktu Kunjungan Terbaik:
Pagi hari menjelang sunrise dan sore hari menjelang sunset (apabila cuaca cerah)

Anggara Wikan Prasetya
Perkenalkan, Anggara Wikan Prasetya, pemilik Menggapai Angkasa.

Related Posts

Posting Komentar