Belajar Semakin Mencintai Indonesia di Acara Kenduri Nusantara

4 komentar
Konten [Tampil]
Ada yang berbeda di Kota Surakarta pada Hari Minggu (03/03/2019). Bertempat di Benteng Vastenburg, diadakan acara Kenduri Nusantara dengan tajuk “Merawat NKRI, Menjaga Indonesia”. Acara ini dimulai pukul 07.00 WIB.

Kenduri Nusantara Bersama Gus Muwafiq
Kenduri Nusantara Bersama Gus Muwafiq
Tentu acara ini tidak saya lewatkan begitu saja. Bagi saya, kapan lagi bisa mengikuti acara seperti ini yang kebetulan diadakan di kampung halaman. Selain itu, acara ini juga ditujukan untuk hal baik, yakni persatuan dan kesatuan NKRI sehingga sayang jika diabaikan.

Minggu pagi itu pun saya segera bersiap berangkat. Jika biasanya saya bersiap untuk berangkat ke Car Free Day (CFD) yang rutin diadakan pada Minggu pagi di Kota Surakarta, maka kali ini saya melewatkannya terebih dahulu untuk acara Kenduri Nusantara ini.

Lokasi Kenduri Nusantara di Benteng Vastenburg, Solo (03/03/2019)

Menjelang pukul 07.00 WIB, saya sudah tiba di lokasi acara. Pagi itu gerimis mengguyur Kota Surakarta. Namun kondisi cuaca seolah tidak memadamkan semangat peserta acara untuk tetap datang di acara Kenduri Nusantara ini.

Pembukaan Acara Kenduri Nusantara

Satu hal yang spesial, pembicara dalam acara ini adalah Kiai Haji Ahmad Muwafiq yang kerap disapa Gus Muwafiq. Beliau adalah salah satu ulama dari Nahdlatul Ulama (NU) asal Yogyakarta. Beliau tidak asing bagi saya karena kami sering bertemu, meski via Youtube.

Ceramah Gus Muwafiq yang kental dengan nasionalisme merupakan salah satu faktor yang membuat saya tertarik hadir di acara Kenduri Nusantara ini. Acara dibuka dengan sajian tari tradisional Gaya Surakarta, yakni gambyong.
Tari Gambyong dalam Acara Kenduri Nusantara (03/03/2019) di Solo
Tari Gambyong dalam Acara Kenduri Nusantara (03/03/2019) di Solo
Tari gambyong awalnya memang digunakan untuk menyambut tamu. Oleh karena itu, wajar jika banyak acara yang membuka acara dengan tari gambyong. Melihat tarian ini rasanya seakan rindu menabuh gamelan ketika mengiringi para penari gambyong ketika masih di Jogja dahulu.

Usai tari gambyong, acara langsung dimulai. Terlebih dahulu acara dibuka oleh MC. Gus Muwafiq pun juga sudah tiba sehingga acara bisa segera dimulai. Acara pun dimulai ketika semua peserta berdiri menyanyikan lagu Indonesia Raya dengan semangat.
Khidmad Menyanyikan Indonesia Raya

Bangga Menjadi Bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia

Setelah menyanyikan lagu Indonesia Raya, acara langsung dilanjutkan dengan tausiah oleh Gus Muwafiq. Beruntung saya mendapat tempat yang bagus sehingga bisa memperhatikan isi tausiah beliau dengan saksama. Tentu saya juga bisa memotret beliau dengan leluasa.

Hal pertama yang dibahan Gus Muwafiq adalah mengenai Indonesia yang digambarkan sebagai negeri dongeng. Memang segalanya ada di Indonesia, mulai dari air, keindahan alam, tanah yang subur, hingga matahari yang selalu bersinar sepanjang tahun.
Tausiah Bersama Gus Muwafiq dalam Acara Kenduri Nusantara (03/03/2019) di Solo
Tausiah Bersama Gus Muwafiq dalam Acara Kenduri Nusantara (03/03/2019) di Solo
Beliau pun membandingkan kondisi tersebut dengan wilayah lain di dunia. Salah satu perbandingan adalah dengan Eropa. Tentu bangsa Indonesia wajib bersyukur karena tanaman bisa tumbuh sepanjang tahun tanpa adanya musim dingin yang ekstrem.

Gus Muwafiq juga mengingatkan seluruh peserta yang hadir agar bangga menjadi bangsa Indonesia. Sejarah negara ini, mulai dari kerajaan besar masa lalu seperti Kutai, Salokanagara, Tarumanegara, Mataram, Majapahit, hingga Demak dibahas dengan begitu jelas.

Menurut beliau, satu sebab mengapa peradaban masa lalu bisa berkembang dan berjaya adalah karena toleransi antarumat beragama. Bahkan, hal itu mampu menghasilkan peninggalan yang kini dikenal dunia, yakni Candi Borobudur dan Candi Prambanan.
Peserta Kenduri Nusantara (03/03/2019) di Solo
Peserta Kenduri Nusantara (03/03/2019) di Solo
Perkembangan budaya dan Islam di Indonesia juga diutarakan dengan begitu jelas oleh Gus Muwafiq. Perkembangan Islam di Indonesia memang tidak bisa dilepaskan dari kultur yang sudah ada sebelumnya.

Namun, hal itu lantas bukan berarti memunculkan kemusyrikan atau ajaran yang baru. Budaya dan Islam tetap mampu bersinergi tanpa mengurangi atau mengubah ajaran Islam. Semua yang ada dilakukan dengan penuh pertimbangan yang dilandasi dengan ilmu dan pengetahuan.

Keberagaman Indonesia juga menjadi satu hal yang harus dibanggakan. Tidak seperti wilayah lain, seperti Arab yang terdiri dari satu budaya dan terdiri dari banyak negara. Indonesia malah kebalikannya, yakni keanekaragaman budaya yang ada dalam satu negara.

Aman, no virus 100%
Hp: Klik panah-panah di pojok kanan atas

Alam Indonesia hingga keanekaragaman di dalamnya merupakan anugerah luar biasa dari Allah SWT. Oleh karena itu, wajib hukumnya untuk terus menjaga karunia Allah SWT yang paling berharga ini.


Akhir acara Kenduri Nusantara

Tausiah Gus Muwafiq selanjutnya dilanjutkan dengan doa bersama dengan tajuk #doaanaknegeri untuk #merawatNKRI. Peserta pun dengan kusyuk meng-aamiin-i doa yang dipanjatkan oleh Gus Muwafiq. Tampak semangat #menjagaIndonesia dari mereka.
Khusyuk Berdoa untuk Indonesia Tercinta
Setelah doa selesai, tumpeng pun mulai dipotong. Gus Muwafiq dan Sekda Jateng menjadi dua orang pertama yang menerima potongan tumpeng. Selanjutnya, tumpeng dibagikan kepada seluruh peserta yang hadir.
Potong Tumpeng
Acara pun mendekati akhir. Pertunjukan reog Ponorogo menjadi acara terakhir Kenduri Nusantara ini. Meski kesenian reog berasal dari Ponorogo, penampil pada acara ini berasal dari Kecamatan Pracimantoro, Kabupaten Wonogiri.
Pertinjukan Reog Ponorogo
Syukur Alhamdulillah, acara Kenduri Nusantara pun selesai. Tentu tausiah dari Gus Muwafiq semakin menambah wawasan saya tentang beragama sekaligus menambah semangat dalam mencintai serta menjaga NKRI tercinta ini.

Yah, semoga Negara Kesatuan Republik Indonesia ini akan selalu dilindungi oleh Allah SWT dari segala ancaman dan mara bahaya.. Aamiin
Anggara Wikan Prasetya
Perkenalkan, Anggara Wikan Prasetya, pemilik Menggapai Angkasa.

Related Posts

4 komentar

Elliza Efina mengatakan…
Justru karena kondisi negeri ini yang penuh dengan keberagaman, kita harus bekerja sama untuk menjaga persatuan ya, mas. Pokoknya damai selalu, lah. Sesuai dengan tausiyah dari Gus Muwafiq. Nggak perlu ada pertikaian lagi. Netijen syapek ngeliatnya~

Anyway, aku salfok sama makeup mbak penari gambyongnya. Cakep! <3
Yosh mengatakan…
nasi kendurinya kok dikit amat.. pada kebagian nggak tuh yang pada kenduri??
Helma Vania mengatakan…
Acara kayak gini seru ya, bisa ngenalin ke generasi penerus juga gimana cara biar negara Indonesia ini tetep keren dan punya tradisi2nya tersendiri
Rhoshandhayani KT mengatakan…
wuah postingan iki sing pas bengine awakdewe mbahas Islam Nusantara yo
hahaha

makasih yang udah ngasih tau aku banyak-banyak