5 Kuliner Khas Solo di Pasar Gedhe Solo

9 komentar
Konten [Tampil]
Usai menghadiri acara KENDURI NUSANTARA di Benteng Vastenburg, saya iseng untuk mampir ke Pasar Gedhe. Meski wong Solo, sudah lama sekali sejak terakhir saya masuk ke dalam pasar legendaris Kota Surakarta ini.

Pasar Gedhe Solo
Pasar Gedhe Solo
Usai memarkir sepeda motor di tempatnya, saya langsung berjalan masuk ke Pasar Gedhe. Ternyata keisengan saya kali ini akhirnya berujung pada perburuan kuliner khas Solo. Tentu sangat memalukan jika wong Solo tetapi tidak tahu sajian khas Kota Bengawan ini:

5 Kuliner Khas Solo di Pasar Gedhe


Berikut ini beberapa sajian yang saya dapatkan dalam perburuan tersebut:

1. Gempol Pleret

Gempol Pleret
Gempol Pleret
Buruan pertama langsung saya dapatkan, bahkan sebelum masuk ke dalam Pasar Gedhe. Tepat di pintu masuknya, ada penjual kuliner yang saya gemari sewaktu kecil. Kuliner khas Solo yang satu ini adalah gempol pleret.

Jika berkunjung ke rumah kakek-nenek di Klaten sewaktu kecil dulu, saya sering menyanyap kuliner ini. Bedanya, dahulu namanya jenang atau bubur gempol. Sementara yang saya santap di Pasar Gedhe disajikan dalam bentuk es sehingga dinamakan es gempol pleret.

Meski demikian, rasa gempol tidak berubah sejak zaman dahulu. Gempolnya tetap terasa gurih. Biasanya gempol pleret disajikan dengan santan dan diberi manisan gula jawa sehingga rasanya gurih bercampur manis. Menyantapnya di hari yang panas terasa begitu menyegarkan.

2. Es Dawet Telasih

Es Dawet Telasih
Es Dawet Telasih
Selanjutnya perburuan saya ada di dalam kawasan Pasar Gedhe. Hanya beberapa saat berjalan, akhirnya saya menemukan buruan kedua. Kuliner kali ini masih merupakan minuman yang menyegarkan, yakni es dawet telasih.

Berbeda dengan dawet-dawet dari daerah lain. Satu hal yang unik dari dawet telasih adalah terdapat semacam bintik-bintik hitam yang melayang-layang di air santannya. Bintik hitam itu adalah selasih yang semakin menyegarkan minuman dawet ini.

Dawet telasih juga menambahkan beberapa bubur di dalamnya sehingga menambah variasi rasa. Adalah bubur sumsum dan ketan hitam yang semakin mewarnai cita rasa dawet teasih. Rasanya akan kurang jika hanya menyantap satu porsi es dawet telasih.

3. Brambang Asem

Brambang Asem
Brambang Asem
Usai menjajal dua minuman legendaris, buruan saya selanjutnya adalah makanan. Hanya beberapa meter dari tempat saya membeli es dawet telasih, ternyata ada penjual aneka makanan khas Solo. Saya menjajal salah satu menu bernama brambang asem.

Sekilas, tampilan brambang asem seperti pecel. Bahannya adalah daun ubi jalar atau jenglor dan gembus. Keduanya kemudian dijadikan satu dalam piring dari daun pisang dan disiram oleh sambal brambang asem.

Ternyata, itulah asal penamaan brambang asem. Sambal sajian ini terbuat dari campuran cabai, bawang merah (brambang), dan asam. Rasanya pun pedas bercampur manis dan asam. Ketika menyantapnya, lidah seakan penuh dengan cita rasa yang berpadu sempurna.

4. Grontol Jagung

Gronton Jagung
Gronton Jagung
Setelah menghabiskan brambang asem, saya kembali ke penjual yang sama untuk memesan menu selanjutnya. Sajian kuliner itu ada di samping brambang asem, bentuknya bulat-bulat kecil sehingga mengundang rasa penasaran saya.

Saat saya menanyakan kepada penujual tentang sajian itu, ternyata namanya adalah grontol. Makanan yang satu ini terbuat dari bahan dasar jagung. Penyajiannya pun sederhanya, hanya diberi parutan kelapa dan sedikit garam.

Ketika disantap, kuliner ini rasanya gurih bercampur asin. Memang ketika dikunyah, rasanya gurih. Namun tiba-tiba rasa asin seakan muncul begitu saja sehingga mampu menambah cita rasa kuliner tradisional yang satu ini.

5. Jenang krasikan

Jenang Krasikan
Jenang Krasikan
Saya hanya menjajal empat sajian khas Solo di Pasar Gedhe. Saya berniat langsung pulang sebelumnya. Namun di tengah jalan, saya terlebih dahulu mampir ke toko oleh-oleh khas Solo yang berada di sekitar Pasar Jongke.

Tujuan saya datang ke sana adalah menambah wawasan tentang oleh-oleh khas Solo. Tentu agar jika suatu saat ada teman yang menanyakan seputar oleh-oleh khas Solo, saya bisa menjawabnya sehingga tidak memalukan.

Ternyata ada satu jajanan khas Solo yang belum pernah saya cicipi, yakni jenang (bubur) Krasikan. Bubur padat ini terbuat dari campuran kelapa, gula merah, ketan, dan air. Rasanya adalah campuran gurih kelapa dan manis gula jawa dengan aroma yang harum.

Itulah lima kuliner lezat khas Solo yang menjadi buruan saya. Ada sekitar lima jam dari acara Kenduri Nusantara sampai perburuan kuliner berakhir. Syukur Alhamdulillah #5jam5rasa ini setidaknya menambah wawasan saya tentang kuliner khas Kota Solo tercinta.
Anggara Wikan Prasetya
Perkenalkan, Anggara Wikan Prasetya, pemilik Menggapai Angkasa.

Related Posts

9 komentar

Sherly ND mengatakan…
wuahhh jadi laper liat foto-fotonya hahaha...
nomer 1 sama 3 bikin penasaran karena saya belom pernah nyobain.
Anggara Wikan Prasetya mengatakan…
Laper makan mbak.. hehe

Gak cuman 5 itu hlo sebenernya.. Masih banyak kuliner tradisional khas Solo yang bisa ditemuin..
Rhoshandhayani KT mengatakan…
inget:
aku pengen dawet telasih ambek brambang asem


diiling-iling
Anggara Wikan Prasetya mengatakan…
Yo gek mrene dongs.. hoho
Elliza Efina mengatakan…
Aduh, kelihatan enak-enak banget semua ituuuu. Di antara semua jajanan itu yang pernah aku coba baru dawet telasihnya, mas. Wah, perlu coba jajanan lainnya juga nih.
Yosh mengatakan…
akoh suka yang gempol preret.. santannya manis manis gimana gitu.. rasa jula jawa nya mantabs....
Helma vania mengatakan…
1-4 udah aku cicipin semua.. Semacam one stop shopping yaaa.. hahahaha
Ana Ike mengatakan…
Wahh kangen. Lama gak makan grontol nih. Nyari ah
Rhoshandhayani KT mengatakan…
iya, sabar ya bang
hahhaha