EXPLORE SURAKARTA: SOLO & SUKOHARJO 4/04/2015

Posting Komentar
Konten [Tampil]

PROLOGUE


Hari Sabtu tanggal 4 April 2014. Sabtu itu merupakan sebuah hari yang lengang bagi kebanyakan orang di Republik Indonesia dikarenakan libur long weekend yang berlangsung dari hari Jumat sebelumnya hingga hari Minggu. Jelas sudah merupakan tradisi bagi masyarakat yang mana libur panjang akhir pekan dimanfaatkan untuk berlibur bersama dengan keluarga.

Sumber: http://iwearbanana.com/59-besok-libur.html


ES (Entry Starter) sendiri juga tidak kalah selo dari yang lain, walaupun kuliah tinggal menyisakan satu mata kuliah yang tak kunjung kelar. Perpustakaan yang tutup karena libur membuat ES memutuskan untuk pulang ke Solo dan melupakan sejenak soal skripsi yang mana sebenarnya tinggal dicek saja oleh dosen pembimbing. (Sesi curhat ES)

Sumber: http://psikocak.com/gambar-meme-skripsi-lucu/

Liburan tentunya akan sangat membosankan apabila hanya menghabiskan waktu di rumah saja. Tidak ada rencana liburan tersendiri sebenarnya untuk kali ini, namun entah mengapa rasanya memang bosan saat hanya berada di rumah. Memang sudah ditakdirkan untuk tidak betah lama – lama berdiam diri mungkin. Ide untuk melakukan sedikit perjalanan muncul begitu saja saat secara tidak sengaja ES melihat jadwal kereta api di laptop.

Jadwal Railbus Batara Kresna

Bukan kereta api dengan jarak jauh atau menengah yang menarik perhatian ES, namun sebuah kereta api lokal di kota Solo. Kereta api tersebut bernama Batara Kresna dengan jurusan Solo – Wonogiri PP. Sebenarnya kereta tersebut lebih tepat disebut Railbus karena jalurnya yang melintasi tengah – tengah kota Solo di samping jalan utama Slamet Riyadi. Rasa penasaranlah yang akhirnya menyebabkan ES melakukan perjalanan dengan Railbus tersebut.


CUMA SAMPAI SUKOHARJO


Rencana ES sebenarnya adalah melakukan perjalanan pagi pukul 06.00 WIB yang merupakan jadwal keberangkatan pertama Railbus tersebut. Tentu saja ES berangkat lebih awal menuju stasiun Purwosari yaitu pukul 15.30 WIB untuk mendapatkan tiket, sama seperti jika akan melakukan perjalanan dengan kereta api lokal lainnya.

Saat ES mengira bahwa semuanya akan berjalan lancar, ternyata hal yang tidak sempat diantisipasi terjadi. Tiket yang disediakan oleh stasiun Purwosari ternyata sudah habis dikarenakan animo masyarakat yang tinggi untuk bisa menikmati perjalanan dengan Railbus Batara Kresna, terlebih libur long weekend menyebabkan banyak yang turut mengajak satu keluarga. Alhasil ES harus menunggu di antrian selanjutnya.

Ilustrasi Lebay.. Sumber: http://www.intelijen.co.id/tiket-ka-habis-pemudik-tetap-antri-di-loket/

Perlu diketahui bahwa untuk sementara pihak PT Kereta Api Indonesia hanya menyediakan sekitar 140 tiket Railbus Batara Kresna untuk sekali jalan. Keseluruhan dari sekitar 140 tiket yang disediakan pun tidak bisa diborong di satu stasiun; untuk stasiun Purwosari hanya diberikan kuota sebanyak sekitar 40 lembar tiket yang mana satu orang hanya diizinkan untuk membeli maksimal 2 tiket saja. Memang pada saat awal – awal peluncuran Railbus Batara Kresna ini yang mendominasi adalah penumpang dengan tujuan rekreasi. Tiket untuk pulang – pergi juga belum tersedia sehingga kemungkinan besar penumpang kembali ke kota Solo dengan menggunakan bus karena masyarakat di Wonogiri pun juga antusias menjajal Railbus Batara Kresna.


Setelah beberapa saat menunggu, antrian untuk keberangkatan ke-2 pun mulai dibuka. Hal yang di luar perkiraan ES kembali terjadi; ternyata sudah banyak juga penumpang yang mengincar tiket untuk pemberangkatan ke-2 sehingga antriannya pun cukup panjang. Saat antrian sedang berjalan, tiba – tiba pihak stasiun mengatakan bahwa tiket menuju Wonogiri sudah habis, tersedia hanya sampai Sukoharjo saja. Tentu banyak calon penumpang yang kecewa, banyak dari mereka yang kembali pulang. ES tentu saja sedikit kecewa, namun entah mengapa rasanya masih ingin untuk menikmati perjalanan dengan Railbus Batara Kresna meskipun hanya sampai Sukoharjo saja. Jadilah ES melanjutkan mengantri untuk mendapatkan tiket. Keberangkatan yang masih lama yaitu pukul 10.00 WIB membuat ES melakukan hal lain dahulu sebelum kembali ke stasiun Purwosari menjelang waktu keberangkatan.


SOLO RASA EROPA


Menjelang pukul 10.00 WIB ES kembali ke stasiun Purwosari. Railbus Batara Kresna sudah bersiap di jalur 1 dan tinggal menunggu waktu berangkat saja. Ternyata sudah banyak penumpang yang masuk meskipun waktu keberangkatan masih sekitar 10 menit lagi, bahkan banyak juga yang tidak kebagian tempat duduk seperti ES; menandakan tingginya animo masyarakat kota Solo menikmati perjalanan dengan Railbus Batara Kresna.


Lurus : Solo Balapan
Kanan: Wonogiri

Tepat pukul 10.00 WIB Railbus Batara Kresna diberangkatkan bersamaa dengan peluit petugas pemberangkatan di stasiun Purwosari. Tidak seperti kereta api lain pada umumnya karena kecepatan Railbus Batara Kresna hanya sekitar 20 Km/jam saat melintasi tengah kota Solo. Railbus melaju ke arah timur dengan terus menyusuri jalur 1 stasiun Purwosari, yang mana jika kereta lain akan berpindah ke jalur 2 untuk melanjutkan perjalanan ke stasiun Solo Balapan.

Tidak lama setelah berpisah dari jalur rel utama menuju stasiun Solo Balapan, rute perjalanan Railbus mulai melewati tengah kota Surakarta. Sensasi tersendiri mulai terasa saat Railbus melewati rute di sepanjang jalan utama Solo; Slamet Riyadi. Rasanya seperti berada di kota – kota Eropa yang mana kebanyakan memiliki jalur trem di tengah kotanya. Perlu diketahui bahawa hanya kota Solo lah yang memiliki jalur kereta api di tengah kota. 

Solo Rasa Eropa:

Solo Rasa Eropa:

Keberadaan Railbus Batara Kresna yang masih baru membuat masyarakat kota Solo pun masih kagum dengan keberadaannya. Sering kali banyak masyarakat di sekitar jalan yang dilewati Railbus mengabadikan momen tersebut dengan menggunakan kamera. Jelas di sisi lain merupakan suatu kebanggaan sebagai masyarakat kota Solo dengan adanya Railbus Batara Kresna ini.


Solo Rasa Eropa

Rute melewati tengah kota Solo berakhir saat Railbus melewati kecamatan Sangkrah. Stasiun pertama yang dilewati Railbus yaitu stasiun Solo Kota berada di daerah ini. Stasiun pertama ini sekaligus juga merupakan pemberhentian pertama Railbus Batara Kresna. Sesampainya di stasiun Solo Kota, banyak masyarakat yang sudah menantikan kedatangan Railbus ini; baik yang akan naik maupun hanya menonton saja.

Stasiun Solo Kota:

Stasiun Solo Kota:

Stasiun Solo Kota:



 INDONESIA GEMAH RIPAH LOH JINAWI



Rute yang dilewati Railbus Batara Kresna tidak lagi melewati area tengah kota Solo usai meninggalkan stasiun Solo Kota. Rute setelahnya adalah melewati area perumahan dan tak lama lagi akan meninggalkan kota Solo dan mulai memasuki wilayah kabupaten Sukoharjo.




Setelah Stasiun Solo Kota



Suasana berbeda tampak begitu Railbus memasuki kabupaten Sukoharjo. Rute yang sebelumnya melewati perkotaan dan perumahan berubah menjadi melewati area persawahan. Kondisi cuaca yang cerah membuat suasana saat itu begitu mendamaikan. Memandang hamparan sawah di kanan – kiri Railbus membuat mata dan hati ini takjub akan betapa suburnya negara Republik Indonesia ini.


Gemah Ripah Loh Jinawi:

Gemah Ripah Loh Jinawi:

Gemah Ripah Loh Jinawi:

Gemah Ripah Loh Jinawi:

Gemah Ripah Loh Jinawi:

Kabupaten Sukoharjo sejatinya merupakan kabupaten lumbung padi provinsi Jawa Tengah, itu berarti kabupaten Sukoharjo adalah sumber penghasil padi. Maka dari itu tidak heran jika sawah terbentang luas di kabupaten ini. Perpaduan antara langit biru dengan warna hijau – kuning sawah benar – benar membuat hati ini damai dan takjub. Seperti kata orang bahwa negeri ini “Gemah Ripah Loh Jinawi”.





MAKMURLAH SELALU SUKOHARJO MAKMUR


Setelah satu jam melaju, akhirnya sekitar pukul 11.00 WIB Railbus Batara Kresna tiba di stasiun Sukoharjo. Perjalanan ES menggunakan Railbus tersebut pun berakhir karena tiket hanya untuk sampai Sukoharjo saja. Sebenarnya ada rencana ES untuk membeli tiket sampai Wonogiri di stasiun Sukoharjo ini, namun apa daya karena tiket untuk menuju Wonogiri sudah terjual habis.

Selamat jalan Batara Kresna

Tidak ada pilihan lain bagi ES selain untuk mengakhiri perjalanan dengan Railbus di Sukoharjo. Bukan masalah juga bagi ES karena sebelumnya sudah mempersiapkan diri apabila perjalanan harus berakhir di Sukoharjo. Jadilah akhirnya ES melakukan penjelajahan singkat di Sukoharjo saja, terlebih postingan – postingan di dunia maya mengenai Sukoharjo masih sangatlah jarang sehingga sebuah kesempatan untuk melihat Sukoharjo lebih dekat kali ini.

Sebagai orang Solo yang letaknya tidak begitu jauh dari Sukoharjo, sebenarnya pengetahuan ES tentang kota Sukoharjo masihlah sedikit. Memang ES sering melintasi kabupaten Sukoharjo, namun hanya sebatas lewat saja dan tidak menjelajah lebih dalam lagi. Rencana ES adalah mengajak teman orang Sukoharjo asli untuk memandu perjalanan menjelajahi Sukoharjo, namun sayang ia tidak ada di rumah saat ES menghubunginya. Jadilah ES berjalan menuju pusat kota Sukoharjo sendirian.


ES hanya berjalan menuju pusat kota Sukoharjo yang memang letaknya tidak begitu jauh dari stasiun Sukoharjo tempat ES turun dari Railbus tadi. Tentu saja ES berharap supaya bisa menemukan sesuatu yang menarik nanti di tengah kota Sukoharjo entah apapun itu. Hanya sebentar berjalan ES tiba di sebuah perempatan besar yang mana terdapat sebuah tugu adipura, ternyata Sukoharjo juga pernah mendapatkan penghargaan sebagai kota yang bersih. Semoga akan tetap bersih selalu.


Road to Wonogiri:

Stasiun Sukoharjo:

Tugu Adipura Sukoharjo:

Grha Wijaya:

Panas:

Monumen Pahlawan:

Alun - Alun Sukoharjo:

Zoom In:

Perjalanan ES berlanjut ke arah barat dari perempatan tugu adipura. Kini tibalah ES di alun – alun Satya Negara, Sukoharjo yang merupakan pusat dari Sukoharjo. Alun – alun ini tidak jauh berbeda dengan yang umumnya dimiliki oleh kota – kota lain; sebuah lapangan luas dengan tiang bendera. Apa yang menjadi ciri khas alun – alun Sukoharjo ini adalah sebuah tulisan besar sebagai simbol kemegahan alun – alun Sukoharjo yang terpampang jelas di sisi selatan.

ES terus berjalan di sekitar alun – alun. Mungkin area ini adalah pusat ekonomi Sukoharjo karena banyak terdapat toko yang menjual berbagai macam kebutuhan. Cukup ramai suasana di sini dengan aktivitas dan lalu – lalang warga masyarakatnya. Selanjutnya ES tidak menemukan sesuatu yang menarik lagi karena yang ada hanyalah deretan rumah warga, sehingga ES memutuskan untuk kembali.

Naik Bus:

Naik Bus:

Waktu menunjukkan pukul 12.00 WIB saat ES memutuskan untuk kembali. Transportasi yang tersedia saat itu untuk menuju Solo adalah bus, sehingga jelas ES berjalan menuju jalan utama Sukoharjo lagi untuk mencari bus. Banyak bus untuk menuju Solo, namun ES memilih bus yang murah saja dengan tujuan selain lebih murah adalah untuk menikmati perjalanan.



SOLO THE SPIRIT OF JAVA


Selang setengah jam kemudian ES tiba kembali di kota Solo. Mengambil motor di stasiun Purwosari adalah satu hal yang ES lakukan pertama kali. Karena tenaga dan stamina yang masih banyak, ES memutuskan untuk berkeliling kota Solo saja dengan tanpa tujuan yang pasti; pokoknya berhenti jika menemukan suatu yang menarik.


Perjalanan ES dengan menggunakan motor yang pertama adalah melintasi kota Solo di daerah terminal Tirtonadi. Terminal ini berdekatan dengan sebuah sungai yang melintasi tengah kota Solo yaitu sungai Nusukan. Terdapat sebuah jembatan penyebrangan khusus untuk pejalan kaki yang mungkin keberadaanya masih belum banyak diketahui selain oleh warga setempat. Jembatan ini berada di pintu air Nusukan, sebelah utara terminal Tirtonadi.

Kali Nusukan:

Kali Nusukan:

Jembatan:

Hanya sebentar saja ES menikmati suasana dan juga pemandangan dari atas sungai Nusukan. Selanjutnya ES menuju bundaran Gladag yang merupakan salah satu icon kota Solo kemudian dilanjutkan dengan perjalanan melewati kraton Surakarta. Kebetulan sekali karena sebuah bus tingkat bernama Werkudara melintas. Bus tingkat ini juga merupakan ikon kota Solo karena mungkin hanya ada satu di seluruh Indonesia setelah masa kejayaan bus tingkat pada tahun 90-an. Tak lama kemudian ES sampai di reruntuhan pasar legendaris kota Solo yaitu pasar Klewer yang terbakar beberapa bulan yang lalu. Sedih rasanya karena pasar ini sudah sangat terkenal dan juga merupakan salah satu ikon dari kota Solo. Semoga saja semua pedagang di pasar Klewer diberi ketabahan serta semoga pasar Klewer menjadi semakin cantik dan mensejahterakan masyarakat kota Solo nantinya. Aamiin

Werkudara

Reruntuhan Pasar Klewer


EPILOGUE


Usai mampir ke pasar Klewer ES memutuskan untuk kembali pulang ke rumah saja karena kondisi fisik yang mulai lelah juga. Bangga rasanya menjadi warga Surakarta, terutama kota Solo karena kota ini begitu cantik dan nyaman. Jelas tentu saja perjalanan ini masihlah begitu kecil dan singkat untuk menjelajah seluruh kota Solo yang sebenarnya bisa lebih banyak ditemukan  suatu yang menarik di dalamnya.

Perjalanan kali ini memang sudah berakhir, tapi bukan berarti untuk selamanya. Suatu saat InsyaAllah pasti akan ada perjalanan lain untuk menjelajah lebih dalam lagi daerah Surakarta dan kota Solo. Terlebih perjalanan ES dengan menggunakan Railbus kali ini masih belum sampai Wonogiri sebagai tujuan. Memang tidak harus selalu jauh melalang buana; karena keindahan negeri ini ada di sekeliling kita.

BONUS:

Anggarawepe
Setitik debu di tengah besarnya alam semesta dibawah kuasa kebesaran Allah SWT

Related Posts

Posting Komentar