Menyambangi Indahnya Pesona Malam di Wisata Pinus Pengger Yogyakarta

37 komentar
Konten [Tampil]
Lakukan selagi bisa. Frasa itu sepertinya cocok untuk saya. Yah, saya telah menyia-nyiakan kesempatan menjelajah Yogyakarta selagi saya masih merantau di sana dulu. Sekarang saya tidak lagi berdomisili di sana dan rasanya cukup kerepotan untuk menjelajah Jogja lagi karena faktor jarak.

Foto Malam di Wisata Pinus Pengger, Bantul
Foto Malam di Wisata Pinus Pengger, Bantul
Meski demikian, pekerjaan yang masih bersinggungan dengan dunia wisata menjadikan saya masih sempat untuk beberapa kali menjelajah berbagai tempat sekitar, termasuk Yogyakarta terutama di akhir pekan. Penjelajahan kembali saya lakukan pada Hari Sabtu, 24 Desember 2018 silam.

Pada malam natal itu, saya mengunjungi tempat yang sebelumnya belum pernah saya kunjungi di Yogyakarta. Awalnya saya bingung harus memilih yang mana, tetapi akhirnya saya memutuskan untuk berkunjung ke Pinus Pengger. Obyek wisata ini berada satu deretan dengan PINUS BECICI yang dulu pernah saya datangi.

Menuju Pinus Pengger

Pinus Pengger tepatnya berada di Desa Terong, Kecamatan Dlingo, Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Rute tempuh termudah adalah melalui jalan utama Yogyakarta-Gunungkidul yang melewati Bukit Bintang. Nantinya usai Bukit Bintang, ambil arah ke Dlingo.

Jika mengginakan Google Maps dari Kota Yogyakarta, ada kemungkinan rute akan dilewatkan melalui Imogiri-Dlingo. Sebenarnya jalan ini bisa dilewati, tetapi satu hal yang harus diwaspadai adalah rute ini akan melewati tanjakan terjal yang berkelok, yakni Tikungan Cinomati.

Menuju Pinus Pengger

Tikungan Cinomati berada di antara Kecamatan Pleret dan Dlingo. Jalan ini cukup terkenal bagi masyarakat Yogyakarta karena tanjakannya yang cukup terjal. Tidak jarang kendaraan tidak kuat menanjak. Biasanya saat hari libur ada banyak petugas jaga untuk mengantisipasi kecelakaan ketika ada kendaraan yang tidak kuat menanjak.

Karena saya berangkat dari Kota Surakata, saya pun melewati rute pertama. Saat itu hari sudah sore. Saya memutuskan untuk langsung ke Pinus Pengger saja untuk mengambil foto ketika masih terang sekalian. Tak lama kemudian saya sampai di Pinus Pengger. Ternyata jalan menuju parkiran cukup macet, mungkin karena long weekend. 

Hutan Pinus dengan Spot Instagramable

Harga tiket masuk Pinus Pengger hanyalah Rp 3.500,00 saja. Sebelum menjadi kawasan wisata Pinus Pengger hanyalah hutan pinus semata. Kawasan ini mulai dikembangkan sebagai obyek wisata sekitar tahun 2015-2016 ketika media sosial seperti Instagram semakin marak digunakan.

Usai membayar tiket, saya langsung berjalan masuk dan mencari obyek untuk difoto. Biasanya mereka yang datang di siang hari gemar berfoto dengan latar belakang hutan pinus. Menjepret dedaunan di atas pohon pinus juga akan menghasilkan foto yang bagus. Biasanya pengunjung akan terpana jika belum pernah berkunjung ke hutan pinus sebelumnya.
Spot Foto di Pinus Pengger
Spot Foto di Pinus Pengger
Tak hanya menyajikan keasrian dan kesejukan alami hutan pinus. Pengelola Pinus Pengger dari masyarakat setempat telah menambahkan beberapa spot foto menarik yang cocok untuk diunggah ke media sosial. Di tengah hutan, ada dua ornamen berbentuk semacam gerbang.

Sementara itu spot foto lainnya ada di sisi barat hutan pinus yang ada di tiga titik, mulai dari paling selatan, tengah, dan utara. Spot foto paling selatan berbentuk seperti tangan raksasa dari kayu. Spot foto bagian tengah berbentuk seperti rumah gubug yang berbentuk unik, sementara paling utara berbentuk seperti jembatan.
Spot Foto Jembatan di Pinus Pengger
Spot Foto Jembatan di Pinus Pengger
Pengunjung bisa bebas berfoto di semua spot yang ada. Namun jika kunjungan wisata sedang banyak, mereka harus mengantre sampai gilirannya. Jika cuaca cerah, indahnya matahari terbenam bisa disaksikan dari spot foto sebelah barat. Akan tetapi saat itu cuaca cukup berawan sehingga matahari terbenam tidak terlihat.

Pesona Malam Hari

Usai puas memotret Pinus Pengger, saya tidak langsung pergi. Hal itu karena spot-spot foto di Pinus Pengger akan semakin bagus pada malam hari. Saya pun dengan sabar menanti malam, meski membosankan karena hanya sendirian. Untunglah ada stok film di smartphone yang bisa saya tonton sampai malam.

Akhirnya maghrib pun tiba. Sebelum mulai berburu foto malam, saya shalat maghrib dahulu di mushalla yang sudah disediakan pengelola. Usai shalat, saya kembali ke spot-spot foto di Pinus Pengger. Pertama saya menuju spot foto di dalam hutan yang ternyata telah diset oleh pengelola sehingga juga cocok untuk foto malam.
Spot Foto Malam di Pinus Pengger
Spot Foto Malam di Pinus Pengger
Selain menambahkan lampu, pengelola juga telah menyediakan jasa foto sehingga pengunjung tinggal berpose sesuka hatinya saja. Nantinya harga per foto yang dibawa pulang hanyalah Rp2.500,00 saja. Jika ingin memotret sendiri, kamera yang mumpuni untuk foto malam dan tripod wajib dibawa.

Setelah memotret di spot foto dalam hutan pinus, saya segera menuju spot foto di sisi barat. Spot foto pertama yang saya kunjungi adalah jembatan. Saat saya sampai di sana, ternyata sudah ada banyak pengunjung yang antre untuk difoto. Pengelola juga telah menyediakan jasa foto di spot ini dengan mekanisme yang sama.
Ngefoto Eneng-eneng di Spot Jembatan Pinus Pengger
Namun karena antre, pengunjung harus mengambil nomor antrean. Selanjutnya fotografer akan memanggil nomor. Pengunjung yang nomornya dipanggil, maka saat itu adalah gilirannya. Selanjutnya mereka bisa berpose dan dijepret sebanyak mungkin, nantinya biaya tinggal menyesuaikan dengan berapa foto yang dibawa pulang.

Saya memosisikan diri di samping fotografer untuk ikut memotret. Sesekali saya melihat ke layar LCD kamera fotografer untuk mengetahui shutter speed, appeture, dan ISO yang digunakan. Saya pun menyamakan pengaturan kamera dengan milik mereka. Syukur Alhamdulillah saya pun berhasil mendapatkan gambar-gambar bagus di spot jembatan ini.

Spot Gubug dan Tangan Raksasa

Selanjutnya saya berpindah ke spot foto kedua berbetuk seperti gubug kecil yang berada di tengah. Pengunjung biasanya memosisikan diri dengan duduk di ruangan yang dibuat di dalam gubug itu. Sama seperti spot foto sebelumnya, ada pula jasa fotografer yang disediakan oleh pengelola.

Sistemnya pun sama, yakni pengunjung yang ingin berfoto harus mengantre sesuai nomor antrean. Saya pun kembali memosisikan diri di samping fotografer dan memotret bersamaan ketika fotografer menekan tombol shutter-nya.
Ketemu Eneng-eneng yang Sama Lagi (Sumpah, udu barenganku)
Di spot gubug ini, hasil foto akan mengombinasikan keunikan bentuk gubug dengan gemerlap cahaya Kota Yogyakarta sebagai latar belakangnya. Tentu keunikan dengan latar belakang keindahan itu menjadikan banyak orang yang ingin berfoto di spot gubug ini.

Setelah saya rasa cukup untuk menjepret di spot gubug. Saya berpindah ke spot terakhir paling selatan, yakni tangan raksasa. Apa yang saya lakukan dan mekanisme berfoto tidak jauh berbeda dari sebelumnya. Namun pengunjung yang ingin berfoto lebih banyak dari dua spot sebelumnya.
Spot Tangan Raksasa di Pinus Pengger
Spot Tangan Raksasa di Pinus Pengger
Hal itu wajar karena uniknya ornamen tangan raksasa yang berpadu dengan gemerlap cahaya lampu Yogyakarta. Pengunjung pun lebih bebas berpose di spot tangan raksasa ini. Bisa dibilang spot ini merupakan tempat berfoto favorit mereka yang datang bersama kekasihnya karena.

Biasanya para sejoli berfoto dengan pose bergandengan tangan atau seperti melamar. Tentu mereka yang berpose mesra seperti itu harus tidak punya malu jika disoraki oleh pengunjung lain yang menunggu antrean. Bagi yang tidak bersama atau belum punya pasangan, harap bersabar seperti yang saya rasakan.
Sejoli Berfoto di Spot Tangan Raksasa Pinus Pengger
Sejoli Berfoto di Spot Tangan Raksasa Pinus Pengger
Usai memotret di spot tangan raksasa, penjeajahan saya di Pinus Pengger pun berakhir. Selanjutnya saya tidak langsung pulang, melainkan melanjutkan perjalanan ke obyek wisata hutan pinus lainnya karena masih belum terlalu malam.

Informasi Pinus Pengger

Jam buka
08.00 WIB - 24.00 WIB

Harga tiket masuk
Rp3.500,00

Tarif foto:
Rp2.500,00 per foto yang dibawa pulang

Tarif parkir
Rp2.000,00 (sepeda motor)

Fasilitas
Area parkir (motor-bus), mushalla, warung makan, toilet, jasa foto

Waktu kunjungan terbaik
Sore-malam hari waktu tidak hujan
Anggara Wikan Prasetya
Perkenalkan, Anggara Wikan Prasetya, pemilik Menggapai Angkasa.

Related Posts

37 komentar

Tira Soekardi mengatakan…
indah banget ya apalagi yang terlihat bintang2 , wih
Ila Rizky mengatakan…
Bagus ni. Jadi pengin ke sana. Hehe. Eh iya, foto di sana ga bayar kan? Kalo di batu secret garden bayar xD
Pringadi mengatakan…
asli, bagus banget. apalagi eneng-enengnya
Djangkaru Bumi mengatakan…
Harga tiketnya murah sekali ya, spot dimalam harinya itu lo sungguh luar biasa sekali. indah dan menarik.
Sampai antri segitunya ya, kalau saya nyerah deh.
Anggun Josie Pasemawati mengatakan…
Murah banget ya tiketnya. Haha padahal kece badai tempatnya.
Aku ke jogja mentok cuma muter2 malioboro haha..
Michael "Dije" David mengatakan…
Waduh jadi pengen ke sini kan... ayo tanggung jawab! :D
Jingga Satria mengatakan…
Jadi pengen kesana..😄😄 kalau siang nampak biasa, Tak ubahnya seperti tempat wisata pada umumnya..

Namun bila dilihat malam hari Pinus Pengger wooww! begitu fantastis dan indah nuansanya..😄😄
Fransisca Williana Nana mengatakan…
Indah bangettt. Cahaya lampu-lampu gemerlap nya itu yang bikin mempesona. Ini di jogja? Ah fix jadi target buat nanti kalau melancong kesana :D
Anggara Wikan Prasetya mengatakan…
Iya.. Bagus sekali memang..
Anggara Wikan Prasetya mengatakan…
Wah, bayar per file.. Itu sudah ditulis..
Tapi kan murah per file-nya..
Anggara Wikan Prasetya mengatakan…
Wogh, jelass.. haha
Anggara Wikan Prasetya mengatakan…
Datang maghrib bung biar g antre panjang..
Anggara Wikan Prasetya mengatakan…
Suruh balik ke Jogja lagi tuh berarti tandanya.. haha
Anggara Wikan Prasetya mengatakan…
Kan tinggal berangkat saja..
Anggara Wikan Prasetya mengatakan…
Tul.. Yang bikin bagus malah foto malamnya hlo..
Anggara Wikan Prasetya mengatakan…
Sipp.. Jangan lupa ke sini hlo..
Ahmad Dzikrullah mengatakan…
Keren juga ya kalo viewnya di malam hari. Waktu itu cuma sampe sore aja ksininya
Rivai Hidayat mengatakan…
liat biaya lokasi fotonya masih harga manusiawi, kadang spot foto di beberapa tempat wisata harganya sudah tidak manusia dan masuk akal. Jadi kadang malas ke sana kalau cuma untuk sekedar foto aja :D
Alid Abdul mengatakan…
Beberapa kali ke Yogyakarta belum sempat sama sekali ke tempat ini, jadi ngiler pengen foto pas malam-malam pakai kostum halloween gitu hehehe.
Anggara Wikan Prasetya mengatakan…
Wah, padahal sebentar lagi malem dan viewnya bagus hlo...
Anggara Wikan Prasetya mengatakan…
Iya.. Di Jogja rata-rata masih murah..
Oleh karena itu jadi daya tarik tambahan buat wisatawan..
Anggara Wikan Prasetya mengatakan…
Besok berarti pas ke Jogja mampir ke sini ms..
Jangan lupa kostum Halloween-nya.. hoho
Adi Pradana mengatakan…
Gemerlap lampu kota memperindah viewnya ya....
vanisa mengatakan…
mas anggara, hehehe
jadinya yah pas hari minggu itu sha berangkat ke pantai yang di rekomendasiin tapi berangkatnya agak siangan. Dan tanggal 17 itu hujan di tengah jalan. Sha gak bisa balik ke kota karena banjir dimana-mana ga bisa lewat. Pertama kalinya ke jogja dapet banjir dan bingung di jalan yang entah dimana. Padahal tadinya mu ngajakin meet up aja pas balik k kota :)
PIPIT mengatakan…
jadi inget tahun lalu, pinus pengger tuh tujuan wisata temen, tapi sebelum kesana, aku kudu banget nyanset di parang endog, hehehe..
keluar parangtritis habis magrib, naik imogiri jalanan gelap banget, sampai di pinus dlingo, aku udah mulai ragu buat lanjut. ini temenku masih mau nekat aja. sampai kita putusin mampir di warung kawasan pinus dlingo sekalian nanya2.
bapak2nya bilang, masih jauh dan akupun mengamini buat balik, apalagi udah jam 8 malam. akhirnya sampe sekarang belum nyoba kesana lagi
Bara Anggara mengatakan…
tanjakan cinomati emang terkenal tuh ekstrimnya, belum pernah kesana tapi udah tersohor ahaha..

itu wisata malem2 apa ga serem ya? haha..

-Traveler Paruh Waktu
Djangkaru Bumi mengatakan…
weleh maghrib, wah wah.
Matius Teguh Nugroho mengatakan…
Sekakrang tinggal di mana, mas? Saatnya eksplor daerah baru! Sejujurnya aku bosan dengan tempat-tempat seperti ini di Jogja karena konsep dan view-nya seragam. Tapi memang spot foto gubug dan tangan raksasa itu hits banget!
Uyo Yahya mengatakan…
Waduh perlu banget ini dikunjungi... masukin list ah.
Anggara Wikan Prasetya mengatakan…
Betul sekali.. hoho
Anggara Wikan Prasetya mengatakan…
Iya.. Parah itu tanggal 17.. Hujan dari pagi-malam, sampai banjir sama longsor di mana-mana..
Besok kalau ke Jogja main ke sini mbak.. hehe
Anggara Wikan Prasetya mengatakan…
Wah, padahal udah deket itu padahal.. Dan jam 8 di Pengger masih cukup ramai hlo..
Besok lain kali sempetin ke sini mbak.. hehe
Anggara Wikan Prasetya mengatakan…
Iya.. Nanjak pool...

Enggak ms kalau di Pengger.. Rame sampai malam...
Anggara Wikan Prasetya mengatakan…
Solo ms kebanyakan...
Viewnya ttp ada yang beda dari satu tempat dan tempat lain.. Suasananya juga beda hlo..

Betul.. Banyak yang antre foto
Rhoshandhayani KT mengatakan…
apik yo


sakjane ndek Jember iso seh digae koyok ngene. tapi koyoke durung nemu panggon sing pas banget. mangkane durung onok
Okapi note mengatakan…
artistik banget jadi inget tempat wisata yang ada di tempat saya di kuningan. hutan pinus juga ta[i dijadikan tempat wisata ya semacam rumah pohon gitu. tapi yang dijogja lebih keren ya.