Insto Dry Eyes: Teman Kecil yang Tak Boleh Ketinggalan saat Travelling

12 komentar
Konten [Tampil]
Mata sepet, pegel, dan perih tentunya akrab dengan mereka yang punya hobi travelling dan menjelajah tempat-tempat baru. Terlebih jika perjalanan dilakukan dengan mengendarai motor seperti saya. Untunglah saat ini saya menemukan solusinya, yakni teman kecil bernama Insto Dry Eyes.

Insto Dry Eyes, Teman Travelling yang Tidak Boleh Sampai Ketinggalan
Insto Dry Eyes, Teman Travelling yang Tidak Boleh Sampai Ketinggalan
Sebelum mengenal teman kecil itu, entah berapa banyak debu dan partikel kecil lain yang masuk ke mata setiap kali saya melakukan travelling memakai sepeda motor. Meski sudah memakai menutup kaca helm, tetap saja akan ada debu atau angin yang mencapai mata sehingga menyebabkan mata kering.

Parahnya lagi demi keselamatan, saya kerap membuka kaca helm saat berkendara dalam kondisi gelap. Itu karena lubang di jalan yang kerap tidak terlihat jika saya menutup kaca helm. Jelas semakin banyak debu yang masuk ke mata saat saya berkendara tanpa menutup kaca helm.
Waktu Travelling Solo-Bromo Naik Motor
Waktu Travelling Solo-Bromo Naik Motor
Satu hal yang lebih menjengkelkan adalah ketika saya harus berkendara saat maghrib atau petang. Bukan hanya debu yang masuk ke mata. Nyamuk yang mulai berkeliaran pun kerap masuk ke mata. Sementara jika menutup kaca helm, jalan menjadi tidak terlihat karena hari sudah terlalu gelap.

Solusi sebelum datangnya teman kecil, Insto Dry Eyes

Biasanya saya akan berhenti di masjid atau pom bensin jika gejala mata kering, mata sepet, atau mata perih mulai terasa. Biasanya gejala itu ditandai dengan rasa seret atau kasar ketika mata berkedip. Namun saat mata kemasukan nyamuk, gejala itu akan langsung terasa tanpa peringatan.

Setelah berhenti di masjid atau pom bensin, langsung saja saya membasuh mata dengan air mengalir. Tujuannya adalah untuk mengatasi mata kering dan mencuci mata dari banyaknya debu yang masuk. Namun, upaya itu seolah tidak berarti. Usai mencuci mata dengan air, saya masih merasakan ketidaknyamanan pada indera pengelihatan ini.
Sewaktu Perjalanan Mudik Lebaran 2019
Sewaktu Perjalanan Mudik Lebaran 2019
Jelas kondisi seperti itu membuat perjalanan saya cukup terganggu. Selain mengganggu, mata kering juga bisa membahayakan. Bahkan karena ada rasa mengganjal, saya beberapa kali menutup sebelah mata sambil berkendara. Tentu berbahaya, bukan jika berkendara hanya dengan satu mata?

Menjaga mata agar tidak kering ternyata berpengaruh kepada barang bawaan. Sebelumnya saya selalu membawa air putih satu tupperware untuk berjaga-jaga andai gejala mata kering mulai parah di tengah jalan yang tidak ada tempat membasuh mata. Seringkali air putih habis untuk membasuh mata dan bukan untuk saya minum.

Bertemu dengan Insto Dry Eyes: Si teman kecil

Akhirnya di akhir Bulan Juni 2019 lalu, saya mendapat pencerahan. Saat itu saya sedang dalam perjalanan dari Kota Solo menuju Wonosobo menggunakan sepeda motor. Sadar kalau gejala mata kering akan saya jumpai dalam perjalanan, saya pun berhenti di sebuah apotek saat baru memulai perjalanan.

Saat saya tengah mencari tetes mata, pandangan saya tertuju pada kotak kecil di pojok rak saat itu, yakni Insto Dry Eyes. Langsung saja saya membeli tetes mata itu dan memasukkannya dalam kantong tas kamera. Perjalanan saya pun berlanjut via Yogyakarta karena saya berencana mampir dulu di Purworejo.
Sewaktu Mampir Nyunset di Gunung Kunir Purworejo, Akhir Juni 2019
Sewaktu Mampir Nyunset di Gunung Kunir Purworejo, Akhir Juni 2019
Sore harinya sekitar pukul 16.30 WIB, saya sampai di tujuan saya, yakni Gunung Kunir yang berada di Desa Benowo, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo. Jarak Kota Solo dengan obyek wisata itu adalah sekitar 107 kilometer jauhnya dengan waktu tempuh kurang-lebih tiga jam perjalanan.

Saat sampai di area parkir Gunung Kunir, gejala mata kering pun sangat saya rasakan. Parahnya lagi, tidak ada air sama sekali di sana selain es teh atau minuman rasa-rasa lainnya. Tentu tidak mungkin saya membasuh mata dengan minuman-minuman tersebut. Untung saya ingat kalau sudah membeli tetes mata.
Sedia Insto Dry Eyes Dalam Kantong Tas Kamera
Selalu Sedia Insto Dry Eyes Dalam Kantong Tas Kamera
Langsung saja saya memberikan dua tetes Insto Dry Eyes ke mata saya. Sempat berpikir jika efeknya paling sama dengan air biasa, ternyata gejala mata kering saya sirna dengan begitu cepat. Rasanya seolah tidak percaya karena jika sepintas dilihat, tetes mata sama dengan air biasa.

Syukur Alhamdulillah, mata saya pun kembali segar dan nyaman untuk menikmati panorama spektakuler di Gunung Kunir Purworejo. Saya bisa lebih fokus untuk menikmati pemandangan dan memotret menggunakan kamera. Setelah matahari terbenam, saya pun melanjutkan perjalanan kembali.

Insto Dry Eyes: Mata nyaman sampai tujuan

Perjalanan saya pun berlanjut menuju Kota Wonosobo. Saat itu kondisi langit sudah mulai gelap karena matahari sudah tenggelam di ufuk barat. Saya pun menerobos jalan Purworejo-Wonosobo yang gelap dengan udaranya nan dingin. Udara di akhir Juni 2019 itu memang sedang dingin-dinginnya.

Paparan udara dingin jelas membuat saya rawan terkena gejala mata kering lagi. Padahal perjalanan saya masih sekitar 63 kilometer lagi sampai Wonosobo dan harus melewati kaki Gunung Sumbing dengan udara yang lebih dingin. Saya pun berhenti di sebuah minimarket untuk mengganjal perut.
Pakai Insto Dry Eyes saat Gejala Mata Kering Melanda
Pakai Insto Dry Eyes saat Gejala Mata Kering Melanda
Usai makan, saya kembali meneteskan Insto Dry Eyes pada dua mata saya dan kembali memacu kuda besi menuju Wonosobo. Kondisi jalan yang gelap membuat saya membuka kaca helm karena tetap saja lebih baik kemasukan debu di mata daripada kecelakaan karena jalan tidak terlihat.

Jika biasanya kedua mata saya mulai kepayahan saat perjalanan jauh dengan kaca helm terbuka, maka tidak dengan perjalanan saat itu. Kedua mata saya rasanya nyaman sekali. Rasanya begitu lembut saat mata berkedip. Sementara biasanya mata terasa seret saat dipakai berkedip.
Gunung Kunir-Wonosobo (Lewar yang 62,7 kilometer)

Ternyata selain mengatasi mata kering, mata sepet, dan mata perih, Insto Dry Eyes juga mampu mengatasi mata pegel serta mata lelah. Selama perjalanan menuju Wonosobo, mata ini terasa fresh sehingga saya bisa dengan lincah menghindari lubang di jalan dan membalap truk-truk besar.

Syukur Alhamdulillah, saya pun bisa sampai tujuan dengan selamat. Satu perbedaan lagi yang saya rasakan adalah, kedua mata ini masih segar. Biasanya usai menempuh perjalanan panjang dengan kaca helm terbuka seperti itu, mata saya akan terasa kering, perih, dan lelah saat sampai tujuan. 

Insto Dry Eyes: Teman kecil saat mendaki gunung

Keesokan harinya saya memulai petualangan baru untuk mendaki Gunung Sindoro setinggi 3.153 meter di atas permukaan laut (mdpl). Itulah alasan saya menempuh perjalanan jauh sampai Wonosobo. Pendakian menuju puncak Sindoro saya lakukan melalui Jalur Kebun Teh Tambi via Basecamp Sigedang.

Kerugian mendaki gunung di musim kemarau salah satunya adalah kondisinya yang cukup berdebu. Terlebih Gunung Sindoro cukup gersang sehingga jalur pendakian begitu berdebu sehingga membuat gejala mata kering begitu terasa saat membuka mata terlalu lama karena banyak debu masuk ke mata.
Kembali ke Puncak Gunung Sindoro, Awal Juli 2019
Kembali ke Puncak Gunung Sindoro, Awal Juli 2019
Saat malam tiba, ancaman terhadapa mata kering pun belum berlalu. Meski di dalam tenda, udara gunung yang dingin dan kering di musim kemarau tetap berkontribusi menyebabkan mata kering. Selain mata, biasanya bibir juga akan kering dan pecah-pecah karena udara dingin serta kering ini.

Untunglah saya membawa Insto Dry Eyes. Saat gejala mata kering mulai terasa, saya bisa segera mengatasinya sehingga mata tetap terasa nyaman. Sampai puncak pada keesokan harinya pun kedua mata ini senantiasa segar, meski banyak faktor yang menyebabkan munculnya gejala mata kering.

Insto Dry Eyes: Jadi barang bawaan wajib

Berkat Insto Dry Eyes di kantong tas kamera, kedua mata saya senantiasa nyaman. Tidak hanya saat naik motor, saya pun bebas dari gejala mata kering saat diterpa angin gunung yang dingin dan kering ketika mendaki. Saya pun sudah memutuskan jika solusi kekeringan pada mata adalah Insto Dry Eyes.

Saat perjalanan kembali ke Kota Solo pun mata saya senantiasa nyaman. Selain karena saya bisa menutup kaca helm, mata pun tetap nyaman dan bebas dari mata kering karena sudah ditetesi oleh Insto Dry Eyes. Syukur Alhamdulillah, saya pun akhirnya sampai rumah dengan selamat.
Sedia Insto Dry Eyes agar Mata Tidak Kering saat ke Pantai
Sedia Insto Dry Eyes agar Mata Tidak Kering saat ke Pantai
Perjalanan akhir Juni 2019 itu pun sudah berakhir. Selain berhasil menggapai Puncak Gunung Sindoro dan kembali pulang dengan selamat, saya pun mendapat solusi untuk mengatasi mata kering yang kerap menghampiri ketika melakukan hobi, yakni travelling dengan sepeda motor.

Oleh karena itu, sekarang ini Insto Dry Eyes menjadi salah satu barang bawaan yang wajib saya bawa. Jika biasanya saya wajib membawa smartphone, dompet, tripod, dan kamera, ada satu cheklist lagi yang tidak boleh sampai tertinggal, yakni Insto Dry Eyes atau teman kecil agar terbebas dari mata kering nan sangat mengganggu.
Anggara Wikan Prasetya
Perkenalkan, Anggara Wikan Prasetya, pemilik Menggapai Angkasa.

Related Posts

12 komentar

D Sukmana Adi mengatakan…
Lama gak makai insto mas..selama ini kalau lelah langsung tidur hehehe
Anggara Wikan Prasetya mengatakan…
Njenengan kan yen nangndi-nangndi mobilan ms.. Mata terhindar dari paparan debu.. hoho
HendraDigital mengatakan…
Wah samaan, saya kalo naik motor kadang gak tutup kaca helm, apalagi kalau malam hari, silau men. Risikonya ya debu pada kena mata, sampe kelilipan. Parahnya lagi ada aja hewan kecil yang nemplok ke mata, bikin perih.

Insto ini cocok buat bersihin mata dari kotoran dan bakteri yah... Perlu banget buat traveler, apalagi selalu naik motor ya.... Nice info
Aku juga pake Insto Dry Eyes ini, mas. Kebiasaan berlama-lama di depan laptop dan smartphone tuh bikin mata jadi sepet dan kering. Kudu banyak-banyak dihidrasi nih, salah satunya dengan menggunakan Insto.
Adi Pradana mengatakan…
Insto selalu di hati, saya jarang pake ni mas, padahal seharihari bekerja di depan komputer. pulang nanti beli ah buat jaga2 kalo mata kering
Aji Sukma mengatakan…
Wew, kok banyak yg lg blogpost ttg insto sih? Gak bisa komentar karena blm pernah pakai, wkwkwk *komen yg zuzur syekali*

eh atau pernah tp aku lupa ya? entah
Rani Bon Bon mengatakan…
Wah, sama dong. Aku juga pake insto. Taunya insto aja sih, langganan keluargaku juga. Udah kecil gitu kan bentuknya imut-imut, gampang dibawa-bawa atau sekedar dimasukin ke pouch, murah meriah dan mujarab lagi untuk masalah mata.
Anggun Josie Pasemawati mengatakan…
Wah iya bener banget emang insto si kecil yang ajaib. Bisa bikin mata cling lagi 😁
adipraa.com mengatakan…
Seneng ya jadi Insto, bisa kemana aja kalo sama mas anggara. Udah sampai puncak gunung sindoro juga. Mau dong dibawa kemana-mana kayak si insto.... hehehe
Ella Fitria mengatakan…
Simungil andalanku sejak sering naik motor sana sini. Karena mata sering kena debu dan iritasi, solusinya yaudah tetesin insto aja. Hhh
Ibadah Mimpi mengatakan…
Wahhh kayaknya ini jawaban dari pertanyaan kami selama ini.
Rhoshandhayani KT mengatakan…
iuh, orangnya masih hidup?