Camping di Stone Park Turunan Gunungkidul Dapat Milkiway dan Sunrise

12 komentar
Konten [Tampil]

Assalamualaikum wr wb

Pada tengah kemarin, saya berkesempatan untuk melihat milkiway di Gunungkidul. Lebih tepatnya memotret milkiway dan menyaksikan sunrise yang sangat indah dari Stone Park Turunan Gunungkidul di Yogyakarta.

Iya, kami camping, maka dari itu kami bisa mendapatkan milkiway dan sunrise. Pengennya sih dapat sunset juga, tapi waktu itu mendung dan kami sedang sibuk mendirikan tenda.

Oke, mari simak perjalanan kami.


Menikmati Bentang Alam Gunungkidul

Kami berangkat beramai-ramai. Ada saya, suami, dan geng-nya suami. Total ada 7. Kami naik mobilnya Mas Aan. Berangkat jam setengah 2 siang dari kosannya Mbak Eca. Masih mampir-mampir untuk ambil tenda sewa, matras sewa, dan lainnya.

Di tengah perjalanan, kami juga mampir istirahat untuk makan cilok yang namanya Raja Pentol. Enak kok ciloknya. Ternyata, cilok Raja Pentol ini ada di mana-mana, khususnya di wilayah Jogja bagian Gunungkidul.

Sepertinya ini kali pertama saya datang ke Gunungkidul. Sepertinya dulu pernah bareng suami, tapi saya lupa. Kalau perjalanan kali ini, saya lebih notice dan ngeh dengan bentang alam Gunungkidul. Kalau yang dulu, sepertinya lupa-lupa ingat.

Bentang alam Gunungkidul sungguh menawan. Wilayah perbukitan yang tinggi dan berkelok. Dari perbukitan menuju Stone Park, kami bisa melihat sungai Oyo yang berkelok. Keren banget kalau difoto.

Saya sepakat sih, bahwa wisata alam terbaik di Jogja lokasinya ada di Gunungkidul. Seperti Watu Payung dan Stone Park Turunan yang akan kami datangi.

Camping di Gunungkidul Paling Recommended ya di Sini

Kami tiba di lokasi pada pukul 5 sore. Kami sudah disambut pengelolanya, yang mengantarkan mobil kami hingga area parkir. Rupanya, area parkirnya dekat sekali dengan tempat kami camping dan fasilitas lain.

Setibanya di lokasi, kami langsung datang ke spot wisata utama, yakni Stone Park. Lalu, kami kembali ke lokasi camp untuk mendirikan tenda. Sudah disediakan tempat yang strategis untuk menikmati pemandangan dari balik tenda.

Kami memasang 2 tenda, yakni tenda untuk putra dan tenda untuk putri. Alhamdulillah kami bisa bergotong royong untuk mendirikan tenda.

Usai itu, kami melaksanakan sholat magrib. Di dekat tempat parkir, ada fasilitas berupa pendopo. Kami bisa sholat di sana. Di balik pendopo, ada 2 toilet yang airnya jernih dan dingin banget. Oke banget fasilitasnya. Lampu-lampunya juga ada. Jadi nggak gelap-gelap banget.

Selanjutnya, Mbak Echa dan Mbak Nisa memasak. Peralatan mereka lengkap banget. Saya cuma bawa nasi dan telor orak-arik yang sudah disiapkan. Saya termasuk orang yang emoh ribet untuk memasak di tempat terbuka. 

Usai makan malam, kami duduk-duduk santai sambil menikmati pemandangan yang ada. Di saat yang bersamaan, ada telpon dari Ibu. Jadilah saya menyingkir ke bawah pohon supaya bisa mendengarkan telpon Ibu dengan seksama. Setelah telpon dengan Ibu, bergantilah telpon dengan Adek.

Memotret Milkiway di Gunungkidul

Suami memprediksi bahwa akan ada milkiway di hadapan kami sekitar pukul 9 malam. Sayangnya cuaca kala itu mendung banget. Kami menunggu sampai jam 11, tapi cuaca tak kunjung terang.

Akhirnya saya memutuskan kembali ke tenda untuk tidur. Suami saya menyusul tidur beberapa saat kemudian. Sedangkan mbak-mbak masih asyik di luar tenda bersama yang lain. 

Saya tuh nggak benar-benar tidur di tenda. Tidak merasakan tidur yang blek sek langsung tidur gitu loh. Jadi tidurnya tuh tidur-tidur ayam. Selama di tenda, suasananya nggak dingin, melainkan hangat banget.

Sekitar pukul 2 dini hari, saya merasakan ada ramai-ramai di luar. Saya coba intip dari jendela tenda, eh dipanggil sama mbak-mbak, disuruh keluar karena ada milkiway.

Wuah mata saya langsung melek dong, yaa meski sempat oleng sedikit wkwk. Rupanya, Mas Baim dan Mas Nugi sedang memotret milkiway.

Rupanya, milkiway ada di atas kepala kami. Jadi kami harus mendongak ke atas. Kala itu, suami saya belum bangun. Sepertinya ini adalah kali pertama saya menyaksikan galaksi Bima Sakti. Keren ya!

Nggak berapa lama kemudian, suami bangun. Suami juga langsung berburu milkiway. Mashaa Allah. Indah banget ya.




Usai suami mendapatkan milkiway yang indah itu, selanjutnya saya minta ke suami untuk difotokan Milkiway pake hape yang saya punya. Saya dikasih tahu cara settingnya, tapi ya pada akhirnya suami yang mengambil objek. Keren ya!

Jam 3 dini hari, mbak-mbak mengajak kembali ke tenda untuk tidur. Baiklah. Cuaca makin dingin euy. Saya bersin-bersin nggak selesai-selesai.

Menikmati Sunrise Keren Parah di Gunungkidul

Pukul 5 pagi, kami terbangun. Membuka tenda lalu melihat cahaya matahari yang baru muncul. Waaaw indahnyaaa… Keren ya. Kami nggak hanya melihat warna kuning, jingga, dan biru. Melainkan ada warna merah jambu di sela-sela warna kuning. Kok bisa ya?

Nggak hanya itu, kami melihat lautan kabut yang memenuhi pemandangan kami. Perpaduan antara sunrise dan lautan kabut semakin menambah kekaguman kami kepada Allah SWT.

Adapun pasukan cowok-cowok yang lain sedang hunting foto, video, dan timelapse di atas Stone Park. Yak, bikin video yang bagus ya suami supaya dapat cuan wkwk.



Matahari kian meninggi, kami kembali ke tempat camp. Saya dan suami memasak air panas untuk menikmati pop mie. Alhamdulillah nikmat. 

Usai puas explore Stone Park Turunan, kami berkemas untuk kembali ke Solo. Kami melipat tenda, menggulung matras, membereskan perlengkapan, dan mengumpulkan sampah untuk dibuang di tempat sampah.

Info HTM dan Fasilitas Stone Park Turunan Panggang Untuk Camping

HTM Stone Park Turunan Panggang

Oh ya, sekalian saja saya infokan mengenai Harga Tiket Masuk ke Stone Park Turunan Panggang. Jadi, HTM Stone Park Turunan adalah 15.000 per orang. Kalau pun mau mendirikan tenda, yang berarti 2 hari 1 malam, maka biayanya tetap 15.000 per orang.

Di sini tidak disediakan tenda dan matras. Jadi kalau mau camping, harap membawa perlengkapan sendiri ya!

Tapi di sini disediakan makanan dan minuman. Akan disediakan oleh warga. Cukup hubungi pengelolanya, lalu makanan dan minuman akan diantarkan ke tenda. Kemarin kami memesan es teh krampul.

Fasilitas Stone Park Turunan Panggang

Saya rasa, fasilitas yang ada di Stone Park Turunan Panggang ini cukup memadai. Berikut ini saya rincikan:

  • Tempat yang datar untuk mendirikan tenda
  • Pendopo untuk tempat sholat, tempat berkumpul, atau tempat berteduh
  • Toilet di belakang pendopo dan di dekat spot wisata utama
  • Area parkir yang luas
  • Makanan dan minuman yang siap diantarkan ke tenda


Menikmati Spot Utama: Stone Park Turunan Panggang

Sebenarnya, spot utama di wisata ini adalah Stone Park. Dapat diterjemahkan sebagai taman batu. 

Sebenarnya, dulu nggak ada bebatuan yang disusun membentuk taman seperti ini. Melainkan hanya potongan batu biasa yang ukurannya cukup besar. Lebih besar potongan batu itu daripada genggaman tangan manusia. Sebagian batunya berwarna putih, dan sebagian lainnya berwarna hitam.

Batu-batunya berongga, tapi berat. Saya nggak tahu ini bebatuan jenis apa. Mungkin bebatuan api purba? Tapi kok agak berbeda ya?

Sayangnya, titik tertinggi dari Stone Park ini areanya agak sempit. Sulit juga untuk mendapatkan spot foto terbaik di sini. Agak susah pokoknya. Kurang lebih seperti ini hasilnya.


Tapi ya memang, Stone Park ini paling bagus bila dilihat dari atas, alias menggunakan drone. Dijamin bagus parah. Karena bentuk Stone Park-nya ini kerucut. Kalau mau foto sejajar dengan fotografernya, agak susah untuk mendapatkan angle terbaik.

Kesimpulan

Berwisata ke Stone Park Turunan Panggang yang ada di Gunungkidul Jogja ini memang recommended banget. Tapi lebih bagus lagi bila kita camping di sini. Karena kita bisa mendapatkan sunset, milkiway, kabut, dan sunrise. Lengkap banget, bukan?

Yuk, ajak pasukanmu untuk camping di sini!

Wassalamualaikum wr wb


Video Stone Park Turunan:



Rhoshandhayani KT
Rhoshandhayani, seorang lifestyle blogger yang semangat bercerita tentang keluarga, relationship, travel and kuliner~

Related Posts

12 komentar

Nurul bukanbocahbiasa mengatakan…
Aaakkkk seru bngt.
Aku baru sekali campng di jogja (jakal)

Pingin coba k sini juga ahh
Mau kuliner nyaaaa
Jiah Al Jafara mengatakan…
Seru! Aku pernah ke Gunungkidul sekali dan tempatnya emang jenis tebing gitu kan. Kalau bisa camp, asyik banget. Bonusnya rasi bintang sama sunrise, waaa
Diah Kusumastuti mengatakan…
Masya Allah.. aku terpesona sama sunrise-nya. Sinarnya kuning, orange, ada pink juga, berpadu dengan langit biru plus kabut tebal di bawahnya. Indah bangetttt... Itu milkiway-nya kalau dilihat langsung pasti juga indah banget. Hemm.. kapan ya aku bisa ke Stone Park Turunan? Hehe
Rudi mengatakan…
Wah indah betul Stone Park ini, ga nyangka Gunungkidul punya spot alami yang sangat memesona. Speechless lihat bentangan warna sunrise, Kak. Uwow, subhanallah. Gimana kalau lihat langsung ya, kudu digaspol nih, Kebetulan istri punya trah ke GK, siapa tahu nanti bisa camping di sana juga, semoga dimudahkan. Makasih banget info dan rekomendasinya. Sangat membantu.
Nyi Penengah mengatakan…
MasyaAllah seru banget mbaaaa. Aku kalo ke gunung kidul ke pantainya le sini belom pernah. Pengen ih jadinya terkahir kali camping udah lama banget
Jadi rindu.
Ruli retno mengatakan…
Duh hasil fotonya udah yg kaya di foto2 pinterest dan gambar kalender yaa, keren parah. Pengen deh suatu saat juga ngajak suamiku liat milkiway,
lendyagassi mengatakan…
Iya, mashaAllah...indah banget Milkywaynya.
Aku pikir tadi hanya langit malam.
Tapi ternyata banyak bintang bertaburan di langit yang cerah. Jadi inget drama Joseon yang membaca alam melalui bintang.

ASik yah, camping di Stone Park Turunan Panggang yang ada di Gunungkidul Jogja.
Fatimah Aqila mengatakan…
Asik ya bisa camping ya, seru banget pasti. Duh...jadi kangen juga pengen camping tapi belum bisa karena masih ada anak bayik. Yaudah nanti tunggu anaknya besar bisa diajak camping, hahaha.

Senang banget bisa dapat momen milkiway. Salah satu cita-citaku pengen memotret milkiway juga.
Ainun mengatakan…
pengennn, menarik juga ya tempatnya
apalagi bisa lihat milkyway, cakepp banget
Susi Susindra mengatakan…
Keren banget! Dan sangat6 mengasyikkan bisa camping di sana. Btw, untuk beberapa tahun ini sampai ke depan, kita memang selalu bisa lihat milky way, tapi memang harus di tempat yang steril dari cahaya dan pada awal penanggalan Islam/Jawa. Saya dapat waktu di Kemojan (salah satu pulau di Karimunjawa)
Anggara Wikan Prasetya mengatakan…
Pancen keren banget og
Septian Dwi Cahyo mengatakan…
aduh terlihat dari photonya dingin kayaknya, seru juga iya, jadi kepengen camping,hehe